Hai bro Interlettres! Masih dengan topik sapi, kali ini kita akan membahas tentang penyakit pada sapi dan cara menanggulanginya.
Yuk kita simak ulasannya dibawah. Ternak sapi merupakan bisnis usaha yang sangat mengiurkan dilihat dari banyaknya keuntungan yang didapat.
Mulai dari harga jual sapi itu sendiri, daging, maupun kotorannya (pupuk kompos) pun bisa dijadikan penghasilan . Tetapi, dibalik keuntungan yang sangat besar, tentunya penggelut di bidang usaha ini pun pasti mempunyai faktor kendala yang dapat menghambat ataupun merugikan seperti contoh yaitu penyakit.
Faktanya, penyakit sapi adalah musuh terbesar para peternak. Keberadan hama dan penyakit akan menjadi masalah yang serius karena dapat mengancam kehidupan ternak dan yang lebih parah untuk peternak adalah kebangkrutan.
Mengerikan bukan? Maka dari itu, pengenalan informasi tentang penyakit-penyakit yang bisa menjangkit sapi merupakan hal yang penting untuk para peternak agar bisa menghindari dari kondisi yang lebih buruk.
Tak hanya itu, informasi mengenai penanganan penyakit pun harus disertakan agar peternak bisa bertindak cepat untuk menghindari penyebaran virus. Untuk itu berikut penjelasan mengenai 11 penyakit sapi dan cara menanganinya.
Contents
1. Antraks (Sapi Gila)
Sumber dari penyakit antraks adalah bakteri Bacillus anthracis. Bakteri ini berbentuk seperti spora (non-aktif) yang hidup di dalam tanah dan akan aktif ketika sudah masuk ke dalam tubuh.
Lalu, spora aktif tersebut mulai membelah diri, menghasilkan racun, menyebarkannya ke seluruh tubuh dan menyebabkan penyakit yang disebut antraks.
Biasanya, hewan yang sering terkena penyakit ini adalah hewan berdarah panas dan pemakan rumput (herbivora) seperti kerbau, sapi, kambing, domba, dan kuda.
Penyakit hewan ini pun bisa dikatakan sangat berbahaya karena tidak hanya hewan, manusia pun bisa jadi tertular oleh penyakit ini. Oleh sebab itu, peternak dianjurkan untuk menghindari kontak fisik dengan ternaknya yang terjangkit virus ini.
Gejala:
Gejala pada sapi yang terjangkit penyakit ini biasanya akan memiliki suhu tubuh yang tinggi. Tetapi, setelah 3 hari suhu tubuh akan kembali normal, nafsu makan hilang dan sulit buang kotoran.
/wp:paragraph wp:paragraph
Kemudian menjadi diare yang bercampur dengan darah, otot akan melemah, dan pendarahan pada telinga, hidung, anus, dan alat kelamin.
/wp:paragraph wp:paragraph
Biasanya sapi yang terjangkit penyakit ini akan ditemukan mati secara tiba-tiba.
Penanganan:
- Lakukan vaksinasi secara teratur untuk mencegah menyebarnya antraks.
- Karantina sapi yang sudah tertular dan obati segera dengan antibiotik penisilin berdosis tinggi.
- Musnahkan sapi yang sudah mati akibat antraks dengan cara dibakar dan kubur dengan kedalaman 2 meter.
2. Brucellosis
Brucella abortus adalah biang dari penyakit ini. Penyakit ini sangat berbahaya untuk sapi betina yang sedang mengandung karena dapat menyebabkan keguguran. Sedangkan pada sapi jantan, pada bagian skrotum akan terjadi pembekakan (hernia).
Kontak langsung, luka. saat perkawinan (inseminasi pun termasuk), pakan, ari minum serta kandang maupun peralatan yang sudah tertular merupakan sarana penularan penyakit ini.
Penyakit ini pun bisa menular ke manusia, yang biasanya tertular karena mengkonsumsi susu dari sapi betina yang tertular. Akibat yang akan dialami oleh manusia adalah demam.
Gejala:
Gejala yang biasanya timbul adalah sapi akan berkurang nafsu makannya, dan disertai demam. Tetapi, gejala tersebut bisa dikatakan tidak terlalu sering ditemukan.
Dan gejala yang pasti akan ditemukan adalah kelamin akan membengkak dan mengalami keguguran pada sapi betina dan pada sapi jantan, skrotumnya akan membengkak
Penanganan:
- Lakukan vaksinasi secara berkala pada sapi yang terinfeksi
- Lakukan sterilisasi secara rutin pada kandang dengan menyemprotkan obat desinfektan
- Pindahkan sapi yang terinfeksi ke kandang lain untuk menghindari penyebaran virus yang lebih luas.
3. Cacing
Pertumbuhan sapi yang lambat dan berimbas pada badannya yang kurus merupakan efek dari cacingan. Penyakit ini tentunya berasal dari parasit internal yaitu cacing. Jenis dari parasit ini pun terbagi menjadi dua yaitu cacing pita dan cacing hati.
a. Cacing Pita
Dengan nama latinnya Taenia Saginata, cacing ini memiliki ukuran yang terbilang besar dengan panjangnya sekitar 4-12m. Selain menyerang sapi, cacing ini juga bisa menyerang manusia melalui daging yang terinfeksi parasit ini.
Gejala:
Sapi yang terjangkit biasanya akan berkurang nafsu makannya, bobotnya cendrung turun, kekurangan darah, pertumbuhannya lambat dan kondisinya melemah.
Penanganan:
- Lakukan penjemuran terhadap pakan rumput yang baru saja diarit, hal ini bertujuan untuk mematikan cikal bakal dari cacing pita.
- Berikan obat cacing 2x dalam setahun untuk mencegah penyakit ini.
b. Cacing Hati
Cacing ini berbentuk pipih serta memiliki panjang sekitar 2-3cm. Cacing yang dikenal secara ilmiah bernama Fasciola, menyerang tidak hanya sapi dewasa bahkan anakan sapi pun bisa terinfeksi. Penyebarannya bisa melalui pakan segar yang sudah ditempeli larva cacing pita ataupun dari air minum.
Gejala:
Gejala yang jelas biasanya terlihat dari penurunan bobot dan berkurangnya nafsu makan. Serta kadang-kadang pada beberapa bagian tubuh sapi akan terlihat busung.
Penanganan:
- Bersihkan secara rutin kandang anda untuk mengindari hama siput dan bekicot yang merupakan sumber/tempat inang dari cacing pita dan berantas habis jikalau ditemukan hewan berlendir tersebut.
- Berikan obat cacing yang bernama albendozol secara berkala.
4. Kembung (bloat)
Kembung terjadi karena adanya kelebihan gas yang terjadi di perut pertama (rumen) pada sapi. Rumen berada di bagian sebelah kiri sapi. Secara fisik luar jika sapi mengalami kembung, perut sebelah kiri akan terlihat membesar.
Tetapi jika ditelisik pada bagaian fisik dalam (organ tubuh sapi), perut yang menonjol ini akan menekan sekat rongga dada yang memisahkan isi perut serta dada yang didalamnya terdapat paru dan hati.
Kondisi ini tentunya memiliki efek yaitu terganggunya pernapasan dan sirkulasi darah pada sapi. Dalam keadaan yang parah, tertumpuknya gas ini dapat menghasilkan buih/busa yang akan sulit dikeluarkan. Lalu, sapi akan jatuh karena kehilangan keseimbangan dan bsia menyebabkan kematian.
Dari perkiraan penyebab mengapa kembung bisa terjadi adalah karena fermentasi mikroba rumen terhadap pakan yang masuk.
Bebarapa dugaan contoh kasus kembung adalah pemberian pakan rumput segar di pagi hari yang masih berembun ataupun pemberian pakan dari famili leguminoceae terlalu banyak dapat memicu serangan kembung.
Gejala:
- Membesarnya perut bagian kiri
- Bila dipukul bagian tersebut seperti ada udara dan terasa empuk
- nafsu makan berkurang, susah bernafas dan keluar ingus dari hidungnya.
- Bila sudah kronis, sapi akan sulit berdiri dan rubuh
Penanganan:
- (Bila belum parah) beri minum sapi dengan minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti minyak kacang tanah sebanyak 0,6 liter, ditambah dengan minyak terpentin sebanyak 28cc. Tujuannya adalah untuk menghancurkan buih yang menjadi penghalang keluarnya gas.
- (Bila sudah parah) upayakan agar gas secapatnya bisa dikeluarkan dengan cara menusuk perut sebelah kiri dengan trokar dan kanula. Bagian yang ditusuk adalah dibagian belakang rusuk terakhir atau pada ujung pingang.
- Jangan memberikan pakan leguminoceae lebih dari 50% karena kandungan proteinnya yang banyak akan memicu kembung.
- Untuk sapi gembala, sebelum digembalakan berikan pakan jerami kering karena itu dapat mempertahankan konraksi refleksi rumen secara normal.
5. Kudis
Penyakit ini disebabkan oleh kutu Charioptes bovis yang menyerang kulit pada sapi. Bagian yang sering diserang oleh kutu ini adalah bagian kaki dan pangkal ekor. Dan pada umumnya kutu, penyakit ini bisa menular.
Gejala:
Gejalan yang timbul biasanya sapi akan selalu menggosok-gosokkan badannya atau menggigit bagian tubuh yang terserang kudis. setelah itu, kulit akan terluka dan mengeluarkan cairan, kulit akan mengeras kemudian bulu sapiakan terkelupas.
Penanganan:
- Jagalah kebersihan kandang dan sapi
- Obati dengan BHC 0,05% atau dengan menggunakn campuran belerang, kanfer, dan minyak.
6. Kuku Busuk (foot rot)
Penyakit ini disebabkan oleh kuman yang bernama Fusifromis necrophorus yang menyerang celah kuku sapi dna mampu bertahan hidup bertahun-tahun. Selain celah kuku, kuman ini pun bisa menyerang di kulit yang luka dan tumit sapi.
secara analisis, jika kuman ini masuk ke kuku sapi akan menyebabkan kebengkakan, menyerang jaringan-jaringan hingga terjadi pembusukan. Bila tidak ditangani dengan cepat, kuman lain akan ikut menyerang dan menyebabkan komplikasi.
Gejala:
Gejala pertama yang akan terlihat adalah terjadinya pembengkakan pada celah kuku maupun sekitar tumit. Kedua, dari bagian itu akan mengeluarkan cairan berwarna putih kekuningan (seperti nanah) yang berbau. Dampaknya, sapi akan mengalami pincang ataupun kelumpuhan.
Penanganan:
- Bersihkan celah kuku dengan merendamnya di dalam cairan formalin 10%
- Bila pengobatan menggunakan suntik, gunakan bahan sulfa atau antibiotik
- Hindari sapi untuk selalu berada dikandang terus menerus setiap harinya
- Bershikan lantai kandang yang lembab akibat kencing, kotoran sapi, dan air minum
7. Ngorok
Penyakit ini disebabkan oleh virus Pasteurella multocida. virus ini akan aktif ketika kondisi sapi sedang menurun dan menyebabkan sapi sakit.
Gejala:
Gejala yang sering ditemui biasanya adalah sapi akan mengalami demam, nafsu makan berkurang, sesak nafas, leher bengkak dan mengorok.
Penanganan:
- Disarankan sapi untuk divaksinasi SE setiap tahun karena belum adanya obat yang manjur untuk penyakit ini
- Jika sudah terjadi dan belum fatal sebaiknya lakukan pencegahan dengan memberikan antibiotik seperti terramisin ataupun streptomisin
8. Penyakit Kaki dan Mulut (PML)
Penyakit ini bersumber dari virus yang bernama Aphtae epizootica dan memiliki beberapa tipe. Untuk Asia; tipe A, O, C dan untuk South African Teritory (SAT) bertipe 1,2, dan 3.
Virus ini umumnya bersemayam di dalam daging atau sumsum tulang belakang sapi. Khususnya untuk sumsum tulang belakang, virus ini mempunyai ketahahan yang kuat.
Penyakit ini dikategorikan bisa menular terhadap manusia melalui kontak langsung dengan hewan dan makanan, minuman, atau alat-alat yang sudah tercemar.
Sapi yang sudah terinfeksi virus ini akan mengeluarkan virus dalam jumlah yang sangat banyak melalui tinja/urinnya dan air liur.
Gejala:
Gejala awal yang terjadi adalah demam yang disusul dengan munculnya air lendir dalam jumlah yang banyak di dalam mulut. Bibir dan gusi tampak merah, kering dan berujung seperti melepuh.
Bila sudah melepuh, air lendirnya akan berubah menjadi agak kental dan mengakibatkan berkurangnya nafsu makan sapi.
Penanganan:
- Cegah dengan vaksinasi berupa vaksin inaktif dari galur virus yang sesuai
- Karantina sapi yang terinfeksi dan isolasi kandang yang sudah tercemar
- Lakukan penyuntikan antibiotik serta lakukan pengobatan dengan bubuk penisilin
- Tambahkan vitamin A pada ransumnya untuk meningkatkan jaringan kulit
- Upayakan kandang dan semua peralatan selalu streril
9. Protozoa
Surra adalah penyakt yang timbul akibat dar protozoa trypanosoma evansi. Protozoa ini dapat menghasilkan racun tripanotoksin yang bisa menggangu sapi.
Protozoa ini akan beraktivitas di dalam darah sapi dengan menghisap glukosa (kandungan gula) yang terkandung dalam darah sapi.
Penyakit ini bisa menular dari satu hewan ke hewan lainnya melalui perantara gigitan lalat penghisap darah, caplak, nyamuk Anopheles, dan pinjal/kutu.
Gejala:
Awal mula gejalanya adalah terjadinya demam yang selang-seling, muka sapi akan terlihat pucat, ada pembengkakkan pada dagu dan kaki, kulit kelihatan kotor dan kering seperti bersisik. Disusul dengan penurunan bobot sapi karena nafsu makan yang berkurang.
Lalu, penyakit ini akan menyerang syaraf otak dan sapi akan melakukan gerakan berputar tanpa arah.
Penanganan:
- Karantina sapi yang terinfeksi di kandang yang tertutup untuk mencegah gigitan lalat penghisap darah dan meminimalisir terjadinya penularan penyakit
- Lakukan sterilisasi dan desinfektan pada alat-alat kandang yang sering dihinggapi oleh lalat
- Beri pengobatan dengan menggunakan Nagonal, Arsokol, dan Atoksill
- Bakar atau kubur sapi yang mati karena terinfeksi
10. Radang Paha (Black Leg)
Penyebab penyakit ini adalahbakteri Clostridium chanvoei. Bakteri ini jika berada di dalam tubuh sapi maupun sebaliknya bisa membentuk spora yang membuatnya bisa bertahan cukup lama.
Penyakit ini bisa menular melalui pakan dan luka. Bahkan luka yang sangat kecil pun bisa dengan mudah dimasuki oleh spora dari bakteri ini. Biasanya penyakit ini dialami pada sapi berumur kisaran <1-3 tahun.
Gejala:
Adanya pembengkakkan dibagian tubuh seperti paha, bahu, dada, leher dan sekitar vagina. Pembengkakkan di bawah kulit seakan-akan ada gas di dalamnya. Jika bagian bengkak dipotong, akan tampak berwarna merah kotor bercampur gelembung berbau busuk.
Selanjutnya sapi akan mengalami gangguan pernapasan, nafsu makan hilang dan sapi mati sekitar 2-5 hari kemudian.
Penanganan:
- Berikan vaksinasi terhadap sapi yang sehat untuk menghindari menularnya penyakit dari sapi yang sudah terinfeksi di lingkungan Anda
- Beri antibiotik sapi yang telah terserang penyakit ini
11. Tuberkulosis
Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri bernama Mycobacterium bovus. Penyakit tuberkulosis dapat menular lewat perantara eksresi, lendir/ludah, feses, susu, urin, semen, saluran kelamin, pernapasan, saluran, pencernaan dan perkawinan dengan hewan yang sakit.
Gejala:
Gejala yang biasa ditemui adalah keguguran, retensi plasenta, lesi uterus bilateral dan adanya perlekatan antara uterus.
Penanganan:
- Lakukan karantina untuk sapi yang terinfeksi
- Lakukan vaksinasi dan sanitasi lingkungan kandang
- Obati dengan antibiotik
Perlu dicatat bahwa semua informasi ini hanya bersifat tertulis, Jika Anda masih kesulitan untuk menghadapi penyakit-penyakit tersebut segera hubungi dokter hewan terdekat untuk perawatan yang lebih intensif.
Semoga informasi ini memberi pengetahuan kepada Anda bro interlettres, see yaa!
Sumber :
Buku Pembesaran Sapi Potong Secara Intensif (Purnawan Yulianto, Cahyo Saparinto: 2010)